Tantrum pada anak dapat merujuk pada perilaku marah yang meledak-ledak. Meskipun dalam tahap perkembangan si kecil tantrum memang hal yang wajar terjadi saat memasuki usia 1-2 tahun. Biasanya anak akan meluapkan emosinya dengan mengamuk. Dalam sebuah penelitian menunjukan jika tantrum tidak akan hilng begitu saja meski sudah memasuki usia prasekolah.
Seperti yang Moms ketahui, jika tantrum pada anak sering terjadi karena perasaan yang tidang senang sehingga mereka meluapkan emosi dengan cara yang tidak terkontrol. Maka, sebagai orang harus segera tanggap atau memahami apa yang diinginkan anak agar dapat mengatasinya dengan cara yang tepat. Namun, Moms juga perlu untuk mengetahui berbagai jenisnya, seperti berikut ini.
Jenis-jenis Tantrum Pada Anak
Ternyata tantrum juga memiliki berbagai jenis yang harus Moms ketahui. Dengan mengenali jenis tantrum, Moms dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasinya. Hal ini penting agar Moms bisa lebih memahami si kecil.
1. Manipulatif
Tantrum manipulatif menjadi salah satu jenis yang muncul apabila keinginannya tidak dipenuhi. Mereka akan mengambil yang tidak terkontrol. Biasanya mereka akan tantrum dengan berbagai tindakan yang dapat memenuhi keinginannya.
Perlu Moms ingat, untuk jenis tantrum ini tidak semua anak mengalaminya. Kondisi tersebut muncul saat keinginannya mendapatkan penolakan. Apabila kondisi berlangsung lama, Moms bisa membawa si kecil dalam ruangan yang berbeda agar dapat meluapkan emosinya dan pastikan tidak memarahinya.
2. Frustasi
Tidak hanya orang dewasa saja yang sering mengalami frustasi, namun si kecil juga dapat merasa frustasi dan menjadikannya tantrum. Tantrum frustasi biasanya sangat rentan terjadi pada anak usia 1,5 tahun. Apabila tantum ini terjadi Moms bisa membantu si kecil untuk belajar meminta tolong orang disekitarnya.
Dengan meminta tolong akan memberikan bantuan pada si kecil untuk dapat menyelesaikan tugasnya. Tantrum frustasi sering terjadi saat anak merasa kelaparan atau gagal menyelesaikan sesuatu yang dikerjakannya, seperti bermain menyusun puzzle.
3. Destructive
Tantrum destructive tentu membutuhkan perhatian khusus dari kedua orang tuanya. Kondisi jenis tantrum ini dapat membuat si kecil melakukan berbagai tindakan yang tidak terkontrol dan membahayakan si kecil. Untuk mengatasi tantrum ini, Moms harus memiliki sikap yang tenang, memberikan penjelasan pada si kecil, dan memberikannya sebuah pelukan.
4. Self-damaging
Sama dengan destructive tantrum, self-damaging juga suatu kondisi tantrum yang membahayakan si kecil, sehingga Moms perlu untuk lebih memperhatikannya dengan baik. Pada self-damaging tantrum anak bisa saja melukai diri sendiri, maka perlu pendampingan orang tuanya setiap hari.
Itulah beberapa jenis tantrum pada anak yang sering muncul. Jenis tantrum diatas memiliki berbagai cara penanganan yang berbeda-beda. Cara mengatsinya memang tidak mudah, sehingga Moms memerlukan ketenangan dan kesabaran saat menghadapi si kecil tantrum.